Pakistan JF-17 Thunder


Chengdu JF-17 Thunder

Pakistan JF-17 Thunder adalah pesawat tempur generasi keempat hasil kolaborasi antara Chengdu Aircraft Industries Corporation dari China dengan Pakistan Aeronautical Complex dari Pakistan Air Force, JF-17 (Joint Fighter -17) atau oleh China juga disebut FC-1 (Fighter China 1)
FC-1 sebenarnya adalah proyek lama yang dibuat oleh Chengdu (China) dengan Northrop Grumman (Amerika) untuk meng-upgrade pesawat tempur China J-7 namun dibatalkan pada tahun 1990 namun dilanjutkan lagi dengan kode proyek Super 7 Project dan memberi nama pesawat itu dengan nama FC-1.
Pakistan dan China menandatangani Letter of Intent untuk pengembangan bersama JF-17 pada tahun 1998 dan diikuti penandatanganan kontrak di tahun 1999, JF-17 Dikembangkan untuk memenuhi permintaan Angkatan Udara Pakistan untuk sebuah pesawat tempur multi-role dengan teknologi menengah dan berbiaya rendah di produksinya sebagai pengganti pesawat tempur mereka Nanchang A-5, Chengdu F-7P/PG, Dassault Mirage III/IV yang akan memasuki masa pakainya, Diharapkan biaya yang dikeluarkan adalah sekitar US$15 million untuk per-Unitnya dan Pakistan Air Force (PAF) telah mengkorfirmasi akan memesan 150 unit pesawat dengan total 250 unit dalam rencananya. Prototipe pesawat menjalani terbang perdana di tahun 2003 dengan estimasi akan dilakukan pengiriman mulai tahun 2007.
Biaya proyek sebesar US$500 million ditanggung bersama oleh kedua pihak dan Azerbaijan juga ingin ikut serta dan memesan 26 unit pesawat.
Mesin turbojet pesawat akan menggunakan mesin Klimov RD-93 Turbofan Afterburner yang merupakan turunan dari mesin jet pesawat MIG-29 RD-33, Pada tahun 2007 ditandatangani kontrak untuk pembelian 150 unit mesin RD-93 ke pakistan, akan tetapi untuk versin PLA Air Force akan menggunakan mesin buatan sendiri yaitu WS-13 (Tianshan -21)

gambar mesin Klimov RD-93 Turbofan
gambar mesin WS-13 (Tianshan -21)

Pengembangan JF-17 tidak memerlukan waktu yang lama seperti HAL Tejas punya india karena basis pengembangan hanya lanjutan dari proyek F-7 Sabre II Project yang dihentikan tahun 1991 karena Embargo amerika sebagai Sanksi atas kasus Tiananmen.
Pada tahun 1991 Chengdu Aircraft Industries Corporation (CAC) meredesain ulang F-7 dan mengganti namanya dengan FC-1/Super7 dan merombak ulang sayap Delta dengan desain sayap baru, cantelan dan air intake karena Pakistan Air Force hanya bersedia ikut dalam program jika desain pesawat benar-benar baru dan pihak China menyetujuinya.
pada tahun 1995 Nota kesepahaman (MOU) telah ditandatangani oleh kedua pihak dan sebuah perusahaan dari Rusia Mikoyan MAPO ikut bergabung dalam hal desain dalam CAC.
Pada tahun itu pihak PAF juga mengumumkan tender pengadaan sistem Avionik yang diharapkan sudah ikut terlibat dalam proses produksi di tahun 1999, pesertanya ada Thomson-CSF, SAGEM, GEC-Marconi dan FIAR( berganti nama SELEX Galileo) dan pemenangnya adalah Radar Grifo S-7 dari FIAR karena PAF sudah memakainya dalam mengupgrade pesawat F-7 dan Mirage III mereka sebelumnya akan tetapi spesifikasi yang ada di varian FC-1 China berbeda karena Avionik yg digunakan juga turunan dari Chengdu J-10.

Prototipe pertama PT-01 telah diluncurkan pada 31 mei 2003 di Chengdu Flight Test Centre dan rencananya akan terbang perdana ( Maiden Flight ) pada juni 2003 di Bandara Wenjiang akan tetapi molor dikarenakan wabah SARS yang sedang melanda China dan akhirnya berhasil melakukan terbang perdana pada 25 agustus namun akhirnya penerbangan resminya yang juga dihadiri oleh pihak Pakistan Air Force berlangsung 2-3 september 2003, Pada akhir maret 2004 dilaporkan bahwa CAC telah melakukan 20 Uji penerbangan PT-01 dan pada tanggal 7 april 2004 Pilot penguji dari PAF sqn Ldr Rashid Habib dan sqn Ldr Mohammad Ehsan Ul-Haq menerbangkan PT-01 untuk pertama kalinya. Penerbangan perdana Prototipe ketiga PT-03 dilakukan pada 9 april 2004.
Pada september 2005 dilakukan evaluasi setelah Uji penerbangan di tahun 2003 dan Chengdu Aircraft Design Institute melakukan perubahan di tahun 2004, dikarenakan masalah di Air intake dimana mesin jet Klimov RD-93 terlalu banyak mengeluarkan asap dan masalah Kontrol pesawat yang banyak dikeluhkan oleh para Pilot sehingga dilakukan perancangan ulang pada Air Intake, sirip dan ekor pesawat serta dilakukan pengujian dengan membawa beban 12.400 kg pada saat Take off, masalah ini berimbas pada pengiriman pertama pesawat ke PAF molor lagi.
Pengujian prototipe asli PT 01-03 tetap dilakukan namun Pakistan mengevaluasi lagi tender pengadaan sistem Avionik pada Inggris, Perancis dan Italia yang diharapkan sudah selesai dan produksi pertama pesawat sudah dapat dilakukan pada tahun 2006.
Prototipe keempat PT-04 telah diluncurkan bulan april 2006 pada sebuah acara upacara CAC di Bandara Wenjiang yang diliput oleh Kantor berita Xinhua, dimana desain pesawat sudah mengalami banyak perubahan desain Air intakenya mirip dengan model Air intake Lockheed Martin F-35 Lightning II, untuk Avionik dan sistem persenjataan juga sudah mengalami perubahan dan pengujian dengan teknologi avionik generasi ke empat yang menggabungkan Fusi sensor, suite peperangan elektronik, tata ruang kokpit, Digital Electronic Engine Control (DEEC) unutk Klimov RD-93, Kontrol FBW penerbangan, kemampuan peperangan Malam dan Multi-mode pulse doppler radar. kemudian prototipe keenam PT-06 terbang september 2006.
Rusia dan China pada awalnya menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri penjualan mesin jet Klimov RD-93 untuk JF-17 Pakistan dikarenakan protest dari India tetapi pada akhirnya Persiden Rusia Vladimir puttin tetap memberi izin untuk penjualan mesin jet turbofan Klimov RD-93 ke Pakistan dan 6 negara lain.
Pengiriman pertama pesawat dari rencana dua kali fase produksi telah tiba 2 Maret 2007 di Pakistan dalam bentuk Rakitan dan pada 10 maret 2007 semua pesawat sudah terbang dan langsung menjalani uji demontrasi karena akan di pamerkan dalam Parade Hari Kemerdekaan Pakistan pada 23 Maret 2007 dan dalam pidato Kepala Pakistan Air Force Marsekal Tanveer Mehmood bahwa 200 unit JF-17 Thunder akan lengkap sampai tahun 2015.
Pada tahun 2007 varian model training dan dual seat akan dikembangkan sendiri oleh Pakistan Aeronautical Complex (PAC) yang dirancang untuk melakukan misi khusus.
Pada bulan november 2007 CAC dan PAC melakukan evaluasi penerbangan untuk menguji radar KLJ-10 rancangan Nanjing Research Institute for Electronic Technology (NRIET) dan LETRI SD-10 Radar aktif Homing rudal udara ke udara dan Mereka juga mempertimbangkan untuk menggunakan Radar Thales RC-400 dan MBDA-MICA Rudal udara ke udara dari Perancis sehingga nantinya Armada FJ-17 bisa menggunakan kombinasi dari Radar dan Rudal dari Perancis maupun China.
Pakistan Aeronautical Complex (PAC) akan mulai memproduksi Sub-rakitan JF-17 pada 22 januari 2008 dimana Infrastruktur proses produksi sudah mulai dibangun sejak tahun 2005 dan PAC akan menerima lanjutan produksi sub-rakitan 6 pesawat untuk merakit total 8 pesawat dari 16 yang direncanakan dan di akhir tahun 2008 Initial Operating Capability (IOC) /kemampuan operasional awal harus sudah tercapai.
Pakistan Air Force tidak sepenuhnya puas akan kemampuan mesin jet Klimov RD-93 hingga mereka hanya menargetkan untuk 50 pesawat pertama saja dan di tahun 2008 diadakan Pameran IDEAS ( International Defence Exibition And Seminar ) dan pihak PAF mengatakan mereka punya alternatif mesin baru yaitu Snecma M53-P2 yang bisa saja dipakai pada pameran tersebut, perakitan final dimulai di pakistan pada 30 juni 2009 dan diharapkan 4-6 pesawat sudah rampung pada akhir tahun, 12 pesawat di tahun 2010, 15 pesawat di tahun 2011 dan selanjutnya bisa 25 pesawat pertahunnya.
Ditahun awal tahun 2010 PAF menandatangani kontrak untuk pengadaan sistem Avionik dan senjata pada ATE Aerospace group asal Perancis yang didalamnya terdapat perusahaan Thales, Sagem dan MBDA dengan nilai kontrak 1,3 milliar dollar untuk melakukan Upgrade 50 pesawat JF-17 dengan 50 lebih opsi yang akan dimulai pada proses produksi tahun 2013 serta kontrak pembelian rudal Denel-A Darter dari Afrika selatan.
Namun pada april 2010 kesepakatan itu ditangguhkan untuk sementara dan beberapa sumber tak resmi menyatakan penangguhan tersebut karena menyangkut kondisi keuangan Pakistan, berita lain juga mengatakan adanya protes dari pihak India pada perancis karena mereka juga melakukan kontrak serupa serta adanya opsi tambahan untuk membeli 9 pesawat Mirage dari Uni Emirat Arab sebagai bagian dari kontrak Upgrade JF-17 Namun pihak PAF menyangkal semua berita tersebut dan menganggapnya sebagai sebuah "gangguan" untuk membatalkan proyek tersebut, dan dilaporkan pada tahun 2010 terjadi sebuah masalah dimana pihak Rusia mengancam membatalkan kontrak pembelian Klimov RD-93 karena sikap china yang akan ikut berkompetisi dalam Tender pesawat negara Mesir sehingga penawaran MIG-29 bersaing dengan FC-1/JF-17 dari China namun pada tanggal 19 juli 2010 dilaporkan terjadi penandatanganan kontrak pembelian 100 RD-93 antara pemerintah China dan Rusia dari total 500 unit yang direncanakan dan tidak ada intruksi untuk menghentikannya.
JF-17 ditampilkan untuk pertamakalinya secara internasional di Farnborough International Airshow 2010 sebanyak dua pesawat dari Skuadron Black Spider PAF bersama dengan paket senjata dari China diaman rinciannya adalah Rudal anti-kapal C-802 A, LS-6 Guided glide bomb, KG-300G Airborn self-protection jamming pod, WMD-7 day/night targeting pod, Rudal udara ke udara SD-10A/ PL-5. PAF juga menargetkan dari total pesanan 250 unit 150 unit akan dibuat versi stealth pada tahun 2015 sampai tahun 2025.




Pakistan akan membuat Radar baru untuk pesawat JF-17 Thunder
menyadur berita dari Janes defence :

The chief of staff of the Pakistan Air Force (PAF) has told Jane's that Pakistan has built its first facility to manufacture radars for fighter aircraft.

Air Chief Marshal Rao Qamar Suleman said the indigenously produced radar, built with China's assistance at the Pakistan Aeronautical Complex (PAC), in Kamra, north of Islamabad, would equip the JF-17 'Thunder' fighter aircraft jointly produced by the two countries.

"This is a major step forward. This will be the first such [radar manufacturing] facility in Pakistan," ACM Suleman said in an interview on 21 December at PAF headquarters in Islamabad. He confirmed that the radar would be fitted on the JF-17, which, along with US-supplied F-16 Fighting Falcons, is set to be the PAF's front-line combat aircraft.

Previous reports suggest that the radar to be manufactured will be the Chinese-built CETC/NRIET KLJ-7 radar set. At the 2010 Farnborough Air Show, at which two JF-17s made their debut in the West, Jane's reported that the KLJ-7 had received full marks from the JF-17's designers at PAC.

A PAC programme officer told Jane's : "I have flown with this radar and with other models that we have looked at fitting to this aircraft, such as the Thales RC400, and the Chinese radar is every bit as capable as its contemporary analogs."

gambar Radar KLJ-7